Langsung ke konten utama

Apa Pengertian Wali Nasab, Wali Hakim dan Wali Muhakam ?

Apa Pengertian Wali Nasab, Wali Hakim dan Wali Muhakam ? – Berbicara masalah perwalian dalam Islam terbagi menjadi 3 seperti pada judul di atas. Diriwayatkan suatu hadist dari Abu Hurairah RA, katanya Rasulullah SAW bersabda : “Seorang wanita tidak boleh mengawinkan seorang wanita dan tidak pula mengawinkan dirinya”. (HR.Daruqutni).

Apa Pengertian Wali Nasab, Wali Hakim dan Wali Muhakam ?

Wali Nasab adalah orang-orang yang terdiri dari keluarga calon mempelai wanita yang berhak menjadi wali menurut urutan sederhananya sebagai berikut :

  • Ayah Kandung (bapak)
  • Kakek
  • Saudara Kandung
  • Saudara Sebapak
  • Anak Saudara Sekandung
  • Anak Saudara Sebapak
  • Saudara Ayah Sekandung (paman)
  • Saudara Ayah Sebapak (paman)
  • Anak Saudara Ayah Sekandung (sepupu)
  • Anak Saudara Ayah Sebapak (sepupu)
  • Dst

Wali Hakim maksudnya adalah orang yang diangkat oleh pemerintah (Menteri Agama) yang bertindak sebagai wali dalam suatu pernikahan. Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 2 tahun 1987 orang yang ditunjuk menjadi wali hakim adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Calon mempelai wanita yang boleh meminta wali hakim jika dalam kondisi :

  • Tidak memiliki wali nasab sama sekali
  • Wali hilang tidak tahu keberadaannya
  • Wali jauh sejauh minimal 92,5 km
  • Wali dalam penjara / tahanan yang tidak boleh dijumpai
  • Wali sedang melakukan ibada haji atau umrah

Jika dalam salah satu kondisi di atas, maka yang berhak untuk menjadi wali dalam perkawinan tersebut adalah wali hakim.

Wali Muhakam adalah orang yang diangkat oleh kedua calon suami istri untuk bertindak sebagai wali dalam akad nikah mereka, yang mana kondisi seharusnya dilaksanakan dengan wali hakim tetapi tempat tersebut tidak ada wali hakimnya maka pernikahan boleh dilangsungkan dengan wali muhakam.

Apabila direnungkan secara seksama masalah wali muhakam ini merupakan hikmah yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya dimana tidak menghendaki kesulitan dan kemudataran. Sesungguhnya agama Islam itu mudah.

Bagaimana sudah pada paham kan penjelasan dari wali nasab, wali hakim dan wali muhakam. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengganti Foto Di Buku Nikah

Cara Mengganti Foto Di Buku Nikah - Seiring berjalannya waktu hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga tahun berganti tahun, secara otomatis foto yang ada di buku nikah mulai memudar warnanya termakan waktu apalagi buat mereka yang kurang dalam perawatan buku nikah. Pertanyaannya adalah apakah bisa foto pada buku nikah di ganti ? Iya,,,, bisa Lalu bagaimana cara menggantinya apakah bisa sendiri atau harus ke kantor KUA ? Mengganti foto yang ada pada buku nikah harus ke kantor KUA yang mengeluarkan buku nikah anda karena di foto ada cap KUA yang mengeluarkan, jadi setelah foto baru di tempel akan di cap ulang lagi oleh pihak KUA. Apakah bisa sekalian minta ganti buku nikah dengan yang baru karena rusak atau tulisan sudah tidak terbaca lagi ? Sangat bisa,,,, Itu artinya anda minta duplikat buku nikah dengan persyaratan sebagai berikut : Pas foto 2 x 3 (terpisah) latar biru masing-masing 3 lembar Foto copy masing-masing Ijazah 1 lembar Fot...

3 Versi Kalimat Minta Restu Atau Ijin Calon Pengantin Wanita Kepada Orang Tua

3 Versi Kalimat Minta Restu Atau Ijin Calon Pengantin Wanita Kepada Orang Tua - Khususnya di daeralah kecamatan laung tuhup sebelum dilaksanakan prosesi ijab dan qobul, ada sebuah tradisi penyampaian permohonan ijin dan do’a restu yang dilakukan oleh calon mempelai wanita kepada orang tuanya (khususnya permohonan ijin untuk menikahkannya), tradisi ini cukup baik untuk dilaksanakan terlebih lagi jika diniatkan sebagai bentuk birrul walidain (sebagai tanda bakti anak kepada orang tuanya). Dibawah ini contoh kalimat minta restu orang tua atau kalimat permohonan ijin atau sering disebut kalimant ijin menikah dari calon pengantin wanita kepada kedua orang tuanya, bisa di edit,,,, di tambah atau dirubah bahasanya,,,, disesuaikan dengan yang diinginkan agar terdengar bagus. Berikut 3 Versi Kalimat Minta Restu Atau Ijin Calon Pengantin Wanita Kepada Orang Tua  : VERSI 1 Bismillahirrahmaannirrahiim, Astaghfirullahal’adzim, Asyhadualla illa ha illallah, Wa asyhadu anna...

Bolehkah Foto Buku Nikah Kelihatan Gigi ?

Buku nikah adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) atau kantor catatan sipil yang menyatakan bahwa pasangan suami-istri telah sah menikah menurut hukum. Salah satu elemen penting dalam buku nikah adalah foto pasangan. Foto tersebut berfungsi sebagai identifikasi resmi dan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pertanyaan yang sering muncul adalah, "Bolehkah foto buku nikah kelihatan gigi?" Artikel ini akan membahas berbagai aspek dari pertanyaan ini, termasuk aturan resmi, pandangan dari berbagai pihak, serta pengalaman praktis. Aturan Resmi Tentang Foto Buku Nikah Foto dalam buku nikah harus memenuhi beberapa persyaratan untuk memastikan kejelasan identifikasi. Berikut adalah beberapa aturan umum yang berlaku: Ukuran Cetak Foto : Foto harus berukuran 2x3 dan 4x6. Latar Belakang Foto : Biasanya, latar belakang foto harus berwarna biru. Tampilan Wajah : Wajah harus terlihat jelas, termasuk mata, hidung, dan mulut. Pakaian : Pakaian yang dikenak...

11 Ayat Al-Qur'an Tentang Rumah Tangga Islami

11 Ayat Al-Qur'an Tentang Rumah Tangga Islami  - Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-14, yang dimaksud dengan “rumah” adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia. Kata ini melingkup segala bentuk tempat tinggal manusia dari istana sampai pondok yang paling sederhana. Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya. Secara bahasa, kata rumah (al bait) dalam Al Qamus Al Muhith bermakna kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna menikahkan, atau bermakna orang yang mulia. Dari makna bahasa tersebut, rumah memiliki konotasi tempat kemuliaan, sebuah istana, adanya suasana kekeluargaan, kasur untuk tidur, dan aktivitas pernikahan. Sehingga rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bermakna penghuni dan suasana. Rumah tangga islami bukan sekedar berdiri di atas kenyataan kemusliman seluruh anggota keluarga. Bukan juga karena seringnya terdengar lantunan ...